Kabupaten Pamekasan lahir dari
proses sejarah yang cukup panjang. Nama Pamekasan sendiri baru dikenal
pada sepertiga abad ke 16, ketika Ronggo Sukowati mulai memindahkan pusat
pemerintahan dari kraton Labangan Daja ke kraton Mandilaras. Memang belum cukup
bukti tertulis yang menyebutkan proses perpindahan pusat pemerintahan sehinga
terjadi perubahan nama wilayah ini. Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan
di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang
menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya. Munculnya sejarah
Pemerintah Lokal Pamekasan, diperkirakan baru diketahui sejak pertengahan abad
ke lima belas (15) berdasarkan sumber sejarah tentang lahirnya mitos atau
legenda Aryo Menak Sumoyo yang mulai merintis Pemerintahan Lokal di daerah
Proppo atau Parupuk Jauh sebelum munculnya legenda ini, keberadaan
Pamekasan tidak banyak dibicarakan.
Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad 15, tidak
dapat disangkal bahwa Kabupaten ini lahir pada zaman kegelapan Majapahit yaitu
pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis
berdirinya pemerintahan sendiri. Berkaitan dengan sejarah kegelapan Majapahit
tentu tidak bias dipungkiri tentang kemiskinan data sejarah karena di Majapahit
sendiri dalam penataan untuk mempertahankan bekas wilayah pemerintahannya
sangat padat kegiatan dengan luas wilayah yang sangat besar.
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat pamekasan adalah
bahasa Madura yang terdiri dari beberapa tingkatan bahasa seperti :
·
Ja' - iya (sama dengan ngoko)
·
Engghi - Enthen (sama dengan Madya)
·
Engghi - Bunthen (sama dengan Krama)
Pakaian Adat Madura Pakaian adat
masyarakat Madura untuk Pria identik dengan motif garis horizontal yang
biasanya berwarna merah putih dan memakai ikat kepala. Lebih terlihat gagah
lagi bila mereka membawa senjata tradisional yang berupa clurit. Dan untuk
wanita, biasanya hanya menggunakan bawahan batik khas Madura dan mengenakan
kebaya yang lebih simple.
Senjata yang dimiliki oleh masyarakat Madura bernama Clurit,
bentuknya melengkung seperti arit, mata clurit sangat runcing dan tajam.
Gagangnya terbuat dari kayu atau logam.
Upacara Sandhur Pantel merupakan sebuah ritual untuk masyarakat Madura khususnya yang sering dilakukan oleh masyarakat pamekasan yang berprofesi sebagai petani ataupun nelayan. Upacara ritual ini meruapkan upacara yang menghubungkan manusia dengan makhluk ghaib atau sebagai sarana komunikasi manusia dengan Tuhan Pecipta Alam Semesta. Upacara ini berupa tarian dan nyanyian yang diiringi musik.
Upacara Sandhur Pantel merupakan sebuah ritual untuk masyarakat Madura khususnya yang sering dilakukan oleh masyarakat pamekasan yang berprofesi sebagai petani ataupun nelayan. Upacara ritual ini meruapkan upacara yang menghubungkan manusia dengan makhluk ghaib atau sebagai sarana komunikasi manusia dengan Tuhan Pecipta Alam Semesta. Upacara ini berupa tarian dan nyanyian yang diiringi musik.
Kabupaten pamekasan ini menyimpan banyak sekali makanan khas
yang harus di cicipi pada waktu anda berkunjung ke pamekasan, dengan ragam
olahan seperti sajian lezat seperti sate lalat, soto lorjuk dll, merupakan
masakan yang di olah dengan cirikhas daerah pamekasan. pengen tau lebih detail
mengenai makanan khas pamekasan ini? simak 5 makanan khas
pamekasa yang terkenal di bawah ini.
1. Sate Lalat Khas Pamekasan
1. Sate Lalat Khas Pamekasan
Jika mendenger lalat pasti anda berfikir bahwa makanan ini
terbuat dari lalat, namu sebenarnya Sate Lalat ini bukan lalat yang disate,
Namun sate lalat ini adalah sate yang seperti pada umumnya, yaitu sate daging
biasa (ayam, kambing, sapi) yang di tusuk kecil2 pake lidi, sate ini yang
menjadi unuknya yaitu potongan dagingnya kecil-kecil menyerupai lalat, Dalam
penyajian sate ini biasanya di sajika dengan irisan lontong.
2. Soto Lorjuk Khas Pamekasan
2. Soto Lorjuk Khas Pamekasan
Soto Lorjuk khas pamekasan ini merupakan soto
yang penyajiannya dicampur lorjuk namun sebenarnya soto ini tidak jauh beda
dengan soto pada biasanya yaitu penyajian degan lontong, mihun, kecambah goreng
dan rebus, remasan rempeyek dan ditaburi bawang goreng. akan tetapi yang
menjadikan khanya soto ini di campur lorjuk dengan yang lain adalah buburan
kerang lorjuk yang kemudian disiram dengan kuah gurih dan petis yang juga
terbuat dari kerang lorjuk.
3. Kerupuk Raksasa Khas Pamekasan
3. Kerupuk Raksasa Khas Pamekasan
Kerupuk raksasa khas Pamekasan ini mempunyai ukuran sangat
besar, Ukuran kerupuk raksasa ini paling kecil adalah 60 x 40 cm. Itu pun jika
belum digoreng. Namun setelah digoreng ukuran kerupuk raksasa khas pamekasan
ini bisa sebesar meja makan.
4. Keripik Tette dan Petis Ikan Khas Pamekasan
4. Keripik Tette dan Petis Ikan Khas Pamekasan
Keripik tette khas pamekasan ini keripik yang terbuat dari
bahan dasar singkong. awalnya singkong yang udah di kukus ditumbuk dan
ditipiskan, sedangkan petisnya dari ikan tuna atau ikan cakalan. nah kalau
keduanya di jadikan satu bakal merasakan kelezatan yang luarbiasa.
5. Rujak Tajin Khas Pamekasan
5. Rujak Tajin Khas Pamekasan
Rujak tajin khas pamekasan ini adalah, Bubur
beras yang dimasak dengan santan sampai lunak yang kemudian ditambahkan irisan
bawang daun (bukan bawang prei) dan sedikit garam, Untuk bumbu rujaknya sendiri
dari Petis Ikan yang diulek dengan cabe rawit, yang di tambahkan sedikit garam
dan gula, sebagai tambahan aga rujak tajin ini semakin mak nyos bisa
ditambahkan tomat, cacahan timun dan tauge matang. yang terahir guyur dengan
Bumbu rujaknya.